Kamis, 22 September 2011

MEMBUAT JIMAT

DITERUSKAN DARI BLOG KWA,,

Nilai Jimat, kita semua tahu, tidak terletak pada bahan bendanya namun terletak pada energi yang terisi di dalam benda tersebut. Namun harus kita sadari dan kita pegang sebagai prinsip bahwa semua energi adalah energi titipan dari TUHAN, SUMBER DARI SEMUA SUMBER ENERGI – DAYA – KEKUATAN.
Apapun benda yang berenergi, tidak akan berarti bagi kita bila kita tidak mempercayainya. Sebab kepercayaan atau keyakinan adalah dasar pijakan bagi mata hati kita untuk “melihat” dan “merasakan” adanya energi atau tidak. Ibarat listrik, kunci pembuka agar kita merasakan energi sengatan/setrumnya adalah kalau kita menginjakkan kaki di bumi. Nah, bila kita tidak menginjakkan kaki ke bumi maka sebesar apapun sengatan/setrum listrik itu tidak akan terasa.
Mengingkari kekuatan jimat sama saja dengan mengingkari energi pada api, energi pada air, energi pada angin dan energi pada tanah. Kita hidup di dalam alam semesta energi yang melingkupi tubuh kita. Apakah itu energi fisik seperti angin, api, air atau tanah. Dan energi metafisik yaitu energi yang tersimpan di dalam batin kita. Jimat adalah salah satu benda berenergi dan yang mampu untuk menangkap dan merasakan getaran energi-energi halus yang tersimpan dalam jimat adalah bagian yang paling halus pada diri kita yaitu roh kita sendiri.
Mempercayai kekuatan pada jimat tidak termasuk syirik/musyrik atau mempersekutukan Tuhan. Benda jimat pada dirinya sendiri tidak salah. Yang syirik adalah pikiran dan sikap kita yang mempersekutukan Tuhan dengan kekuatan-kekuatan lain dan melakukan penyembahan pada selain Tuhan. Jimat jelas bukan Tuhan. Jimat tetap benda-benda yang atas perkenaan-NYA juga, dititipi kekuatan-NYA melalui pengisian energi metafisik oleh seseorang ahli. Tauhid kita tetap LA ILAHA ILLALLAH (TIADA TUHAN SELAIN ALLAH) dan LA HAULA WALA QUWWATA ILA BILLAH (TIADA DAYA DAN KEKUATAN LAIN YANG SUMBERNYA SELAIN ALLAH). Artinya apa? Artinya kalau kita tidak mengakui bahwa sumber semua kekuatan itu adalah dari Allah SWT berarti kita terjebak dalam pikiran dan keyakinan yang syirik.
Keyakinan kepada hal-hal yang syirik/musyrik tidak hanya berlaku pada jimat/benda-benda pusaka saja. Kalau Anda percaya pada kemampuan diri Anda untuk hidup tanpa campur tangan Tuhan dalam hidup Anda, berarti Anda telah menyembah keakuan Anda sendiri dan ini berarti syirik/musyrik. Kalau Anda tiba-tiba kena sakit dan Anda percaya bahwa penyembuh Anda adalah sugesti, maka berarti Anda menyembah sugesti Anda sendiri dan ini berarti syirik. Kalau Anda percaya bahwa uang adalah penyelamat masa depan Anda dari kemiskinan dan derita, berarti Anda termasuk juga syirik. Kalau Anda percaya bahwa Kitab Suci akan menyelamatkan Anda dari neraka, berarti Anda juga syirik. Sebab yang mampu menyelamatkan, mensejahterakan, memiskinankan, membahagiakan, mensukseskan hidup kita sumbernya hanya ALLAH SWT.
Jadi? Kita perlu arif bijaksana karena semua keyakinan kita sebenarnya bisa menjadi sumber syirik/musyrik atau sumber mempersekutukan Allah SWT. Begitu berat memang untuk bertauhid, namun dengan memahami tahap-tahap perjalanan keyakinan dan selalu berniat dan menjalani pemurnian ajaran ketauhidan di jiwa dan hati kita, maka Insya Allah kita akan selamat meniti jalan menuju keyakinan tertinggi yaitu SYAHADAT.
Untuk mengisi sebuah benda dengan energi daya kekuatan, kita tidak menggunakan kekuatan pikiran dan kekuatan tubuh fisik. Berapapun hebatnya kekuatan konsentrasi pikiran Anda, berapapun kuatnya tubuh Anda, Anda tetap tidak mampu mengisi kekuatan sebuah jimat. Jimat adalah benda yang diisi dengan kekuatan batin. Batin kita memiliki kekuatan yang tidak terduga dan bisa menghidupkan, memelihara dan menyuburkan, namun batin kita juga punya kekuatan merusak, menghancurkan dan membunuh.
Seorang paranormal/dukun/spiritualis/mistikus/cenayang/empu-empu di jaman dulu menggunakan kekuatan batin untuk membuat dan mengisi kekuatan pada jimat dan benda-benda pusaka. Empu gandring, empu supa, dll membikin benda-benda keramat dengan tata cara dan laku yang berbeda-beda karena keyakinan mereka juga berbeda-beda. Keyakinan untuk dapat memiliki kekuatan pengisian energi pada jimat tergantung pada “pulung” atau “petunjuk” yang juga tidak sama pada masing-masing orang.
Namun, ada yang sama di antara mereka yaitu perlunya untuk menjalani laku tirakat. Laku tirakat pada hakikatnya adalah mengendurkan peran “aku” kita dan diisi dengan “aku” sesuai yang diniatkan sejak awal. Misalnya, apabila Anda ingin mengisi kekuatan jimat untuk pagar gaib dengan amalan BALA SEWU maka peran laku tirakat adalah memupus dan menghilangkan “aku” anda dan menghadirkan kekuatan SERIBU PENJAGA GAIB untuk menunggui jimat tersebut. Sehingga siapa yang memakai jimat akan dijaga oleh seribu penjaga gaib tersebut.
Laku tirakat yang harus dijalani adalah menjalani sholat wajib lima waktu dan selesai sholat, niatkan dalam hati untuk mengisi jimat (NIAT INGSUN ISI JIMAT SOKO KERSANING ALLAH, KERSANING MUHAMMAD SAW, KERSANING SYEKH ABDUL QADIR AL JILANI) selanjutnya membaca doa sebagai berikut: ALLAHUMMA MA’ALLAAHI NAASHIRUN A’DAA-UN SARHUN QADIIRUN AAMINUN YA RABBAL AALAMIIN, WASHALLALLAHU ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA-AALIHI WASHAHBIHI AJ’MAIN BIRAHMATIKA YA ARHAMAR-RAAHIMIIN. Selanjutnya tiupkan pada segelas air dan airnya dipakai untuk mengusapkan pada benda-benda yang akan Anda isi dengan kekuatan SERIBU PENJAGA GAIB tadi.
KEJARANNYAHIDUP


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda